kenapa aku berpendapat kita ini yang terhebat?

Sabtu, 19 April 2014



Kenapa aku berpendapat kita ini yang terhebat? Kita ini yang terhebat. Ini bukan fakta, ini adalah opini. Jikalau ini fakta bukankah ini sesuatu yang disetujui secara luas oleh masyarakat umum? Kenyataannya tak perlu masyarakat umum untuk membuka mata bahwa yang kuanggap terhebat hanyalah sekumpulan tulang dan kulit serta efek cheerleader.


Aku meneriaki khalayak ramai betapa berharganya yang kuanggap terhebat ini. Nyatanya serangkaian kebohongan yang memuakkan menghempas ku ke kenyataan. Dengan cara yang brutal.
Tak perlu cum laude psikologi untuk menyadari kenapa perasaan terkhianati sedemikian menancapkan cakarnya di hati. Ingin rasanya membohongi diri sendiri. Meyakinkan bahwa yang terjadi hanya adegan mainstream dari opera murahan. Tapi bahkan kepompong-nya sindentosca tak semerdu dulu.
Aku mungkin lancang, bertindak terlalu jauh dan mengatasnamakan kata sayang. Lantas, kata apalagi yang harus aku ucapkan? Kenyataannya memang itulah yang mendasari semua alasan aku melewati batas. Aku memang sayang, sangat sayang malah. Maka dari itulah tamparan kenyataan sebegitu menyakitkan tatkala kusadari orang yang kusayang menganggapku tak ubahnya gulma yang mengganggu pertumbuhan padi. Mungkin aku berlebihan atau mungkin yang kusayang memang keterlaluan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS